- BIDANG HUKUM
BIKIN UNDANG-UNDANG
Dodi datang bertandang pada sepupunya yang
bernama Allan, ia berdomisili di sebuah kota. Suatu pagi yang lengang Dodi
diajak cari sarapan, mereka naik mobil, tentu Allan yang nyopir. Di perempatan
jalan, waduh…, lampu merah menyala, tapi Allan melaju terus, maka itu Dodi
menegor sepupunya itu.
Dodi : Lampu merah, mengapa engkau melaju
terus?!
Allan : Alah…, tenang aja, di Negeri ini
aku bisa bikin Undang-undang kok…!, jawabnya santai..
Dodi : Bagaimana bisa?!, bukankah yang
membuat Undang-undang itu DPR plus Pemerintah?!
Allan : (Meminggirkan mobilnya)
Dodi : Mengapa meminggir?!
Allan : Mau menjawab pertanyaanmu!!,
jawabnya ketus.
Dodi : Mengapa harus meminggir?!
Allan : (Mobil dihentikan, lalu dirogoh
saku celananya serta diambil dompetnya yang tebal itu dan ditaruhnya di depan
Dodi seraya berkata): Ini jawabannya!! Sambil menancapkan gas…
Dodi : Oh…!!!
- BIDANG PENDIDIKAN
Pak Guru vs Siswa di Lomba Renang
” anak anak silahkan kalian berkumpul
sesuai kelompok renang, sesuai dengan keahliannya masing masing” pak Guru
memberi pengumuman.
semua berkumpul berkelompok
1. kelompok gaya punggung
2. kelompok gaya dada
3. kelompok gaya kupu kupu
3. kelompok gaya bebas
ada satu orang siswi yang diam saja tidak
ikut serta masuk dalam kelompok.
“Ina kenapa kamu tidak masuk dalam
kelompok” pak Guru bertanya.
“anu, pak saya buat kelompok sendiri aja ,
tapi……..” jawab Ina ragu
“tapi kenapa Ina ” tanya pak Guru
“pada nggak mau pak, soalnya nama kelompok
renangnya GAYA BATU” jawab Ina
- BIDANG EKONOMI
Bahan-Bahan Menaik…(BBM)
Suatu sore setibanya suami tercinta di
rumah, setelah bekerja seharian di satu toko penjual bahan makanan pokok. Sore
itu terjadi dialog antar keduanya:
Suami
: Say..(panggilan sayang pada sang istri yang rada gaul he…), kok
akhir-akhir ini uang belanja kok jadi boros banget sech.. emang belanja apa
aja?
Istri
: yaa elahh…si papa ne lah, kan dari kemaren-kemaren harga sembako naik
terusss, masa papa gak tau sech..kan kerja di toko sembako. Gini ceritanya,
dari uang yang ada, mama tadi beli:
-
Beli bumbu-bumbu masakan, kan di rumah perlu, katanya setiap masak harus
pake bumbu masakan; biar empat sehat, lima sempurna…
-
Terus jengkol, enak kan, biar mulut pada bau jengkol kaya perdebatan di
tivi-tivi tuch.
- Yang terpenting mah, mama beli cabe
merah dan cabe rawit, biar mama tetep bisa cerewet ke papa dan ke tetangga
sebelah yang suka obral janji tuch.
Suami
: wuiddihh..instriku, makin lama makin pinter aja neh….
Istri
: yaialaahh…emang papa, yang gak pinter nyari duit. Makanya isi di dapur
juga cuma begini
Suami
: ee..e..ee…ehh…wuallahhhh..si mama ngajak berantem neh..
Istri
: yaialah…mama jadi bingung n pusing hampir tujuh keliling ngatur duit
sedikit terus mikirin harga yang naik
terussss…
Suami
: he…ya udah klo begitu, papa juga mo lah lauk pake cabe merah dan cabe
rawit doang..
Suami & istri: bertengkar??????
Nyambung….??? Lain waktu. Ceritanya
mengisahkan sepasang suami istri yang hidup di tengah kota, padat penduduk,
dibebani oleh beragam beban dan di hantui oleh himpitan ekonomi. Yang terkadang
sering menimbulkan perdebatan hingga pertengkaran. Apalagi dengan ditambah
beragam isu yang berkembang saat ini. Mulai dari kenaikan harga bahan bakar
hingga prediksi naiknya harga kebutuhan pokok.
- BIDANG POLITIK
Presiden dan Burung Beo
Presiden 1: ” Ada burung beo yang sudah
diajarkan dua bahasa sekaligus, dan burung beo tadi bisa menirukan dengan
bagus, satu bahasa Inggris dan dua
bahasa Rusia. Jadi kalau ditarik kakinya yang kanan, burung beo akan bicara bahasa Inggris dan kalau ditarik
kakinya yang kiri burung beo akan bicara bahasa Rusia, hebatkan!”
Presiden 2: ” Hebat-hebat!”
” Bagaimana kalau kedua kakinya ditarik?”
Tanya presiden 1
” Wah pasti burung beo tadi bisa dua bahasa
sekali gus!” Jawab presiden 2
” Salah”
” Oh mungkin dua bahasa tadi menjadi campur
aduk!”
” Salah”
” Atau mungkin salah satu katanya akan
ketukar, satu bahasa Inggris dan kata kedua bahasa Rusia”
” Salah”
“Loh…jadi gimana dong?”
” Yang jelas kalau dua kakinya ditarik
burung beonya jatuh dari sarangnya, bego!”
” Eh jangan main-main ya, gini gini gua
presiden, walau hanya di rumah tangga,
masa lu bilang bego!”
” Presiden bego … presiden bego… presiden
bego !” Suara burung beo terdengar berulang-ulang.
- BIDANG AGAMA
DEWA PETIR
Seorang Pemuka Agama dari Partai yg
"konon" berlandaskan Agama diperintahkan untuk menemani Anak Presiden
bermain Golf sambil melakukan pendekatan politik.
"Bangsat! pukulanku meleset!!",
maki si Anak Presiden saat bola hasil pukulannya tidak masuk.
"Maaf mas, jangan berkata kotor",
kata Pemuka Agama sok menasehati.
"Bangsat! aku meleset!!", makinya
lagi saat melakukan kesalahan yg sama.
"Mas, jika anda berbicara kotor lagi
saya tak segan untuk berdoa agar Dewa Petir menurunkan petirnya menghukum
anda", kata Pemuka Agama mulai marah karena nasihatnya tidak di indahkan.
"Bangsat! Aku tak percaya hal yg
demikian, mana Dewa Petirmu!?"
Sang Pemuka Agama akhirnya berdoa sembari
memejamkan mata.
Tak lama kemudian turunlah petir menggelegar,
"Jeggleeeeeer!!"
Namun sial, bukan Anak Presiden yg kena
petir, tapi malah Pemuka Agama yg tewas dengan tubuh gosong.
"Kenapa dia yg kena petir?",
batin si Anak Presiden tak percaya.
Seketika itu juga terdengar suara keras
dari langit,
"Bangsat! Aku meleset!!"
- BIDANG SOSIAL
Filsafat untuk Indonesia
Petikan di bawah ini disarikan dari judul,
Animal Syimbolicum 2 - di halaman 27 kitap, “Si Buta dari Gua Plato dan 99
anekdot filsafat lainnya” terbitan Kanisius.
Bermula dari kisah seekor mahasiwa yg keracunan
“animal symbolicum”/makhluk simbolik (manusia menurut si filsuf Cassirer)
Mahasiswa ini sedang marah-marah, di Animal Syimbolicum 1 dan lantas meneruskan
marah-marahnya kepada negara dg Studi Kasus pancasila.
“Ketuhanan Yang Maha Esa simbolnya bintang.
Tuhan kita ini memangnya bir atau hotel. Kemanusiaan disimbolkan dg rantai.
Pantas saja kemanusiaan di Negeri ini dirantai terus. Persatuan mengambil
simbol pohon beringin…Dalam tradisi Jawa, pohon beringin adalah tempat
angker…tidak hanya ingin menyatukan manusia manusia Indonesia, tetapi sekaligus
makhluk halusnya.”
Sayang sekali, tidak diteruskan dengan sila
4 dan 5. Mungkin saya menambahkan dari versi saya sendiri. Sial, ternyata saya
lupa sila 4 apa simbolnya. Googling deh, hahaha.. Sila lima saya ingat, padi
dan kapas.
Rupanya sila 4 adalah Kepala Banteng.
Banteng. Matador. Dan ini rujukan saya untuk Tafsir Simbol pada sila 4
tersebut.
- BIDANG KEBUDAYAAN
Betapa Buruknya Budaya Lalu Lintas Di
Ibukota
Satu sore, beberapa hari setelah hari
lebaran, saya ngobrol ngalor ngidul dengan kakak ipar dan seorang saudara yang
sedang berkunjung. Saudara saya tinggal di Yogya, namun kebetulan sedang
berkunjung ke Jakarta, menikmati sisa libur lebaran.
Sampai tiba obrolan tentang riak dan pernik
mudik kala lebaran. Ia bercerita tentang betapa para pemudik di jalan kadang
tak mematuhi aturan berlalu lintas. Ia ambil contoh tentang diabaikannya
keselamatan, misalnya satu sepeda motor dinaiki empat orang. Juga aksi kebut-kebutan
pemudik. Mengenai ini, ia punya anekdot.
” Di Yogya misalnya, kalau ada yang
nyerebot lampu merah, di saat suasana lebaran, pasti ada yang mengatakan, itu
pasti pemudik dari Jakarta,” katanya.
Anekdot yang cukup mengena. Karena memang
aksi serobot lampu merah sudah membudaya di Jakarta. Di ibukota, banyak
pengguna jalan, tak peduli pada lampu merah yang harusnya sebagai tanda wajib
berhenti. Tapi sedikit saja ada peluang langsung nyemprung menyerobot. Sudah
tak aneh aksi serobot seperti itu di Jakarta.
” Ya tinggal dilihat saja plat nomor
motornya misalnya, bila letter B, wah itu pasti orang Jakarta yang sedang mudik
ke kampungnya,” ujarnya lagi.
Mendengar anekdotnya, saya teringat
analisis seorang pakar transportasi, kala mengomentari tingginya angka
kecelakan kala musim mudik. Menurutnya, budaya lalu lintas di ibukota terbawa
pemudik saat mudik. Ya itu, salah satunya budaya serobot trafic light.
4 komentar:
Izin ambil contoh anekdotnya ya ~ Terima kasih! :3 littlemissdoodle-me.blogspot.com ~
Thanks for Share
Thanks for Share
Thanks, it helped me . . . A lot
Posting Komentar