Jumat, 07 Maret 2014

Contoh Teks Anekdot Dalam Berbagai Bidang

Diposting oleh Aamliyah di 21.58
  • BIDANG HUKUM

BIKIN UNDANG-UNDANG
Dodi datang bertandang pada sepupunya yang bernama Allan, ia berdomisili di sebuah kota. Suatu pagi yang lengang Dodi diajak cari sarapan, mereka naik mobil, tentu Allan yang nyopir. Di perempatan jalan, waduh…, lampu merah menyala, tapi Allan melaju terus, maka itu Dodi menegor sepupunya itu.
Dodi : Lampu merah, mengapa engkau melaju terus?!
Allan : Alah…, tenang aja, di Negeri ini aku bisa bikin Undang-undang kok…!, jawabnya santai..
Dodi : Bagaimana bisa?!, bukankah yang membuat Undang-undang itu DPR plus Pemerintah?!
Allan : (Meminggirkan mobilnya)
Dodi : Mengapa meminggir?!
Allan : Mau menjawab pertanyaanmu!!, jawabnya ketus.
Dodi : Mengapa harus meminggir?!
Allan : (Mobil dihentikan, lalu dirogoh saku celananya serta diambil dompetnya yang tebal itu dan ditaruhnya di depan Dodi seraya berkata): Ini jawabannya!! Sambil menancapkan gas…
Dodi : Oh…!!!


  • BIDANG PENDIDIKAN

Pak Guru vs Siswa di Lomba Renang
” anak anak silahkan kalian berkumpul sesuai kelompok renang, sesuai dengan keahliannya masing masing” pak Guru memberi pengumuman.
semua berkumpul berkelompok
1. kelompok gaya punggung
2. kelompok gaya dada
3. kelompok gaya kupu kupu
3. kelompok gaya bebas
ada satu orang siswi yang diam saja tidak ikut serta masuk dalam kelompok.
“Ina kenapa kamu tidak masuk dalam kelompok” pak Guru bertanya.
“anu, pak saya buat kelompok sendiri aja , tapi……..” jawab Ina ragu
“tapi kenapa Ina ” tanya pak Guru
“pada nggak mau pak, soalnya nama kelompok renangnya GAYA BATU” jawab Ina


  • BIDANG EKONOMI

Bahan-Bahan Menaik…(BBM)
Suatu sore setibanya suami tercinta di rumah, setelah bekerja seharian di satu toko penjual bahan makanan pokok. Sore itu terjadi dialog antar keduanya:
Suami     : Say..(panggilan sayang pada sang istri yang rada gaul he…), kok akhir-akhir ini uang belanja kok jadi boros banget sech.. emang belanja apa aja?
Istri        : yaa elahh…si papa ne lah, kan dari kemaren-kemaren harga sembako naik terusss, masa papa gak tau sech..kan kerja di toko sembako. Gini ceritanya, dari uang yang ada, mama tadi beli:
-          Beli bumbu-bumbu masakan, kan di rumah perlu, katanya setiap masak harus pake bumbu masakan; biar empat sehat, lima sempurna…
-          Terus jengkol, enak kan, biar mulut pada bau jengkol kaya perdebatan di tivi-tivi tuch.
-          Yang terpenting mah, mama beli cabe merah dan cabe rawit, biar mama tetep bisa cerewet ke papa dan ke tetangga sebelah yang suka obral janji tuch.
Suami    : wuiddihh..instriku, makin lama makin pinter aja neh….
Istri        : yaialaahh…emang papa, yang gak pinter nyari duit. Makanya isi di dapur juga cuma begini
Suami    : ee..e..ee…ehh…wuallahhhh..si mama ngajak berantem neh..
Istri        : yaialah…mama jadi bingung n pusing hampir tujuh keliling ngatur duit sedikit     terus mikirin harga yang naik terussss…
Suami    : he…ya udah klo begitu, papa juga mo lah lauk pake cabe merah dan cabe rawit doang..
Suami & istri: bertengkar??????
Nyambung….??? Lain waktu. Ceritanya mengisahkan sepasang suami istri yang hidup di tengah kota, padat penduduk, dibebani oleh beragam beban dan di hantui oleh himpitan ekonomi. Yang terkadang sering menimbulkan perdebatan hingga pertengkaran. Apalagi dengan ditambah beragam isu yang berkembang saat ini. Mulai dari kenaikan harga bahan bakar hingga prediksi naiknya harga kebutuhan pokok.

  • BIDANG POLITIK


Presiden dan Burung Beo

Presiden 1: ” Ada burung beo yang sudah diajarkan dua bahasa sekaligus, dan burung beo tadi bisa menirukan dengan bagus,  satu bahasa Inggris dan dua bahasa Rusia. Jadi kalau ditarik kakinya yang kanan, burung beo  akan bicara bahasa Inggris dan kalau ditarik kakinya yang kiri burung beo akan bicara bahasa Rusia, hebatkan!”
Presiden 2: ” Hebat-hebat!”
” Bagaimana kalau kedua kakinya ditarik?” Tanya presiden 1
” Wah pasti burung beo tadi bisa dua bahasa sekali gus!”  Jawab presiden 2
” Salah”
” Oh mungkin dua bahasa tadi menjadi campur aduk!”
” Salah”
” Atau mungkin salah satu katanya akan ketukar, satu bahasa Inggris dan kata kedua bahasa Rusia”
” Salah”
“Loh…jadi gimana dong?”
” Yang jelas kalau dua kakinya ditarik burung beonya jatuh dari sarangnya, bego!”
” Eh jangan main-main ya, gini gini gua presiden,  walau hanya di rumah tangga, masa lu bilang bego!”
” Presiden bego … presiden bego… presiden bego !” Suara burung beo terdengar berulang-ulang.

  • BIDANG  AGAMA

DEWA PETIR

Seorang Pemuka Agama dari Partai yg "konon" berlandaskan Agama diperintahkan untuk menemani Anak Presiden bermain Golf sambil melakukan pendekatan politik.

"Bangsat! pukulanku meleset!!", maki si Anak Presiden saat bola hasil pukulannya tidak masuk.
"Maaf mas, jangan berkata kotor", kata Pemuka Agama sok menasehati.

"Bangsat! aku meleset!!", makinya lagi saat melakukan kesalahan yg sama.
"Mas, jika anda berbicara kotor lagi saya tak segan untuk berdoa agar Dewa Petir menurunkan petirnya menghukum anda", kata Pemuka Agama mulai marah karena nasihatnya tidak di indahkan.

"Bangsat! Aku tak percaya hal yg demikian, mana Dewa Petirmu!?"
Sang Pemuka Agama akhirnya berdoa sembari memejamkan mata.
Tak lama kemudian turunlah petir menggelegar,
"Jeggleeeeeer!!"
Namun sial, bukan Anak Presiden yg kena petir, tapi malah Pemuka Agama yg tewas dengan tubuh gosong.
"Kenapa dia yg kena petir?", batin si Anak Presiden tak percaya.

Seketika itu juga terdengar suara keras dari langit,
"Bangsat! Aku meleset!!"

  • BIDANG  SOSIAL

Filsafat untuk Indonesia

Petikan di bawah ini disarikan dari judul, Animal Syimbolicum 2 - di halaman 27 kitap, “Si Buta dari Gua Plato dan 99 anekdot filsafat lainnya” terbitan Kanisius.
Bermula dari kisah seekor mahasiwa yg keracunan “animal symbolicum”/makhluk simbolik (manusia menurut si filsuf Cassirer) Mahasiswa ini sedang marah-marah, di Animal Syimbolicum 1 dan lantas meneruskan marah-marahnya kepada negara dg Studi Kasus pancasila.
“Ketuhanan Yang Maha Esa simbolnya bintang. Tuhan kita ini memangnya bir atau hotel. Kemanusiaan disimbolkan dg rantai. Pantas saja kemanusiaan di Negeri ini dirantai terus. Persatuan mengambil simbol pohon beringin…Dalam tradisi Jawa, pohon beringin adalah tempat angker…tidak hanya ingin menyatukan manusia manusia Indonesia, tetapi sekaligus makhluk halusnya.”
Sayang sekali, tidak diteruskan dengan sila 4 dan 5. Mungkin saya menambahkan dari versi saya sendiri. Sial, ternyata saya lupa sila 4 apa simbolnya. Googling deh, hahaha.. Sila lima saya ingat, padi dan kapas.
Rupanya sila 4 adalah Kepala Banteng. Banteng. Matador. Dan ini rujukan saya untuk Tafsir Simbol pada sila 4 tersebut.
  • BIDANG  KEBUDAYAAN

Betapa Buruknya Budaya Lalu Lintas Di Ibukota
Satu sore, beberapa hari setelah hari lebaran, saya ngobrol ngalor ngidul dengan kakak ipar dan seorang saudara yang sedang berkunjung. Saudara saya tinggal di Yogya, namun kebetulan sedang berkunjung ke Jakarta, menikmati sisa libur lebaran.
Sampai tiba obrolan tentang riak dan pernik mudik kala lebaran. Ia bercerita tentang betapa para pemudik di jalan kadang tak mematuhi aturan berlalu lintas. Ia ambil contoh tentang diabaikannya keselamatan, misalnya satu sepeda motor dinaiki empat orang. Juga aksi kebut-kebutan pemudik. Mengenai ini, ia punya anekdot.
” Di Yogya misalnya, kalau ada yang nyerebot lampu merah, di saat suasana lebaran, pasti ada yang mengatakan, itu pasti pemudik dari Jakarta,” katanya.
Anekdot yang cukup mengena. Karena memang aksi serobot lampu merah sudah membudaya di Jakarta. Di ibukota, banyak pengguna jalan, tak peduli pada lampu merah yang harusnya sebagai tanda wajib berhenti. Tapi sedikit saja ada peluang langsung nyemprung menyerobot. Sudah tak aneh aksi serobot seperti itu di Jakarta.
” Ya tinggal dilihat saja plat nomor motornya misalnya, bila letter B, wah itu pasti orang Jakarta yang sedang mudik ke kampungnya,” ujarnya lagi.
Mendengar anekdotnya, saya teringat analisis seorang pakar transportasi, kala mengomentari tingginya angka kecelakan kala musim mudik. Menurutnya, budaya lalu lintas di ibukota terbawa pemudik saat mudik. Ya itu, salah satunya budaya serobot trafic light.


4 komentar:

Anonim mengatakan...

Izin ambil contoh anekdotnya ya ~ Terima kasih! :3 littlemissdoodle-me.blogspot.com ~

Amateur Thinker on 31 Januari 2016 pukul 07.14 mengatakan...

Thanks for Share

Amateur Thinker on 31 Januari 2016 pukul 07.17 mengatakan...

Thanks for Share

Unknown on 18 Februari 2016 pukul 15.58 mengatakan...

Thanks, it helped me . . . A lot

Posting Komentar

 

IndexPedia Copyright © 2011 Design by Amliyah ;) Index Of Pedia | web hosting